Newest Post
PERGI
Tak
lama lagi, ya, kurasa tiba saatnya tuk pergi
Mungkin
kali ini tanpa kenangan, kurasa
Aku
mencoba menunggumu, andai kau tahu
Aku
selalu menantimu dibatas senja
Tapi
kau tak pernah datang, sekalipun
Aku
selalu mencoba bersabar menantimu
Bersama
pasir putih dan penaku
Goresan-goresan
penaku, dengarkah kau ?
Desir
angin selalu mengatakannya padamu
Dan
andai kau tahu
Selalu
kugoreskan alunan-alunan senduku untukmu
Bahkan
senjapun tertawa melihat itu
Aku
malu, senja terus menerus mengintip goresanku
Aku
ingin pergi, tapi tak pernah bisa, dulu
Sekarang,
mungkin sebentar lagi
Aku
akan pergi, benar-benar pergi
Bukan
karena senja menertawaiku
Tapi,
karena angin memarahiku
Angin
tak lagi mau mengirim goresanku untukmu
Aku
selalu ingin tinggal
Aku
tak pernah ingin pergi
Aku
akan selalu menantimu
Sampai
kapanpun itu, aku akan terus menantinya
Tapi
aku tak bisa melakukannya
Goresanku
mulai hilang, tintaku bahkan meninggalkanku
Aku
ingin terus menantimu
Tapi,
jika goresan dan penaku tak lagi bersamaku
Maka
saat itu pula aku juga akan pergi
Goresan-goresanku,
biarlah ombak menghapusnya
Dan
pasir putihku, biarlah karang menemaninya
Tag :// oui
MERDEKA ATAU MATI
Oleh : Akhdiyan
Setiyorini dan Dwi Fatmawati
Hai..hai..jumpa
lagi dengan kita di Oasis edisi ke 6.Kali ini kita akan memberikan beberapa
informasi tentang kalimat “merdeka atau
mati”. Sebelumnya, ada yang tahu arti dari merdeka nggak ? , kita kasih
tahu deh kalo nggak ada yang tunjuk
tangan atau tunjuk kaki. Jadi teman-teman Merdeka, dalam Kamus Bahasa Indonesia sama artinya dengan bebas,
dapat mengatur dan melaksanakan sesuatu dengan kemauan sendiri, tanpa adanya
paksaan, ancaman, atau tekanan orang lain. Merdeka adalah kebebasan seutuhnya
yang dimiliki setiap manusia, dan juga dalam konteks ini, sebuah bangsa.
Nah,
kalo arti dari kata ‘mati’ apa sih ? , kalo yang satu ini mungkin banyak dari
kalian yang sudah tahu dan tak perlu diberitahu. Sebenarnya kita juga tak
berani mengetik sekaligus menulis kata itu. Kami takut menulisnya tapi agak
berani membicarakannya. Yah, mental anak sekarang tak seberani para pejuang
dulu.
Pejuang
? , yup..kali ini kita akan mengartikan kalimat “merdeka atau mati” yang berhubungan dengan para pejuang masa dulu.
Para pejuang masa dulu rela berkorban segala-galanya demi kemerdekaan negeri
kita tercinta ini, INDONESIA. Tak peduli dengan umurnya yang masih muda,
ketampanannya, hidupnya, harta bendanya, bahkan kebahagiannya.
Sudah
banyak para pejuang negeri kita yang mati demi negara. Berbagai cara mereka
lakukan agar negeri ini terbebas dari segala gangguan dan ancaman. Gangguan
dari para orang-orang asing yang tinggal di negeri ini dan ancaman dari para
penjajah yang memerlukan tenaga-tenaga mereka untuk kepentingannya sendiri.
“merdeka atau mati” salah satu kalimat yang sering
kita jumpai saat kita menonton film yang berkaitan tentang sejarah. Menurut
kita, para pejuang dulu menggunakan kalimat itu untuk memberi semangat pada
diri dan hati mereka agar mereka tidak takut dalam berjuang.
Tapi,
saat dipikir-pikir lebih dalam lagi, untuk apa kalimat itu diucapkan. Padahal
pada akhirnya kalimat itu akan jatuh pada kalimat(maaf) “mati”. Tapi kita salah
mengartikan ucapan itu karena memikirkannya terlalu dalam.
Maksud
sesungguhnya dari kalimat “merdeka atau
mati” (kata pak mus, hehehe, maaf) “jika kita berhenti pada kata 'mati'
maka kita akan berhenti pula pada manusia yang pasif dan hidup hanya menunggu
nasib. manusia ini berarti tidak pernah beranjak dari kesadaran dirinya sebagai
manusia sejati yang harus bergerak dan dinamis seiring dengan waktu yang terus
berkembang. maka kata merdeka sejatinya adalah spirit menantang hidup. berarti
ada gelombang kesadaran yang tumbuh untuk membangun sebuah peradaban, bangsa,
dan kehidupan yang lebih baik ... “
Nah,
teman-teman kemerdekaan bukan hanya lahir dari perjuangan. Kemerdekaan lahir
dari rasa persatuan dan kesatuan. Rasa senasib-sepenanggungan yang kita
galakkan, mulai dari organisasi pemuda hingga Partai Nasional Indonesia,
mendadak hilang gara-gara rasa individualisme yang bangsa asing hembuskan
kepada penduduk kita. Kemana rasa nasionalisme dan persatuan yang puluhan tahun
lalu kita galakkan? Kemana semangat sumpah pemuda kita? Kemana semboyan Bhineka
Tunggal Ika yang terpampang di bawah lambang negara kita, Garuda Pancasila?
Ayo,
mulai saat ini, detik ini, menit ini, jam ini, dan hari ini, merilah kita
bersama-sama sadar dan merenungi kesalahan kita yang kadang-kadang lupa dengan
perjuanga para pejuang dahulu. Jangan termakan dengan modernisasi yang ada.
Terima apa yang masih dapat diterima dan hindari apa yang merugikan dan tidak
menguntungkan kalian.